Saat
saya bersama istri dan kedua orang tua melakukan umroh bulan November tahun
lalu, saya teringat apa saja yang harus dipersiapkan sebelum keberangkatan.
Mulai menyiapkan dokemen penting seperti visa dan paspor, melakukan manasik,
tes kesehatan, menyiapkan biaya, dan yang tidak kalah penting adalah menjaga
niat menjalankan umroh sebagai ibadah. Apa yang ingin saya sampaikan? Untuk
sebuah perjalanan umroh saja kita harus mempersiapkan sebaik mungkin.
Pertanyaan berikutnya, bagaimana dengan perjalanan hidup? Sudahkan kita
mempersiapkannya dengan sebaik mungkin? Hidup adalah sebuah perjalanan, dimulai
dari kita berada dalam rahim lalu berada di kehidupan alam dunia kemudian mati
berada di alam barzah atau alam kubur, dan yang terakhir adalah di akhirat. Perjalanan
panjang tersebut harus benar-benar kita persiapkan dengan baik.
Perjalanan
pada umumnya akan memberikan ceritanya sendiri. Dalam perjalanan kehidupan
tentu ada hal yang menyenangkan dan ada pula hal yang tidak menyenangkan.
Sebisa mungkin kita menikmati perjalanan tersebut. Ibarat roda yang berputar
bergantian, kadang di atas kadang pula di bawah. Maka penting bagi kita untuk
mempersiapkannya. Bekal yang bisa kita siapkan salah satunya adalah amal
kebaikan. Begitu beruntungnya seseorang saat dia mati namun tetap mengalir
amalnya. Begitu bahagianya seseorang saat nafas terhenti tapi pahala terus
mengalir. Amal kebaikan yang kita tanam akan berbuah kebaikan yang berlipat
ganda saat jariyah kita lakukan dengan penuh keikhlasan. Mulai menabung
kebaikan sedikit demi sedikit karena kita tidak pernah tahu kapan perjalanan
kita akan berakhir di dunia.
Setelah
memiliki tabungan kebaikan, bekal perjalanan yang penting berikutnya adalah ilmu
yang bermanfaat, ilmu yang mampu mengantarkan kehidupan kita serta lingkungan
di sekitar kita lebih baik. Seorang yang dengan ilmunya bahkan dapat naik derajatnya.
Banyak sekali contohnya seorang yang dari keluarga tidak mampu, akhirnya
memiliki kehidupan yang lebih baik karena ilmunya. Ilmu itu ibarat cahaya, siapa yang
bersungguh-sungguh dengan ilmu maka kehidupannya tidak akan gelap, yang
dimaksud gelap di sini adalah langkahnya akan jelas, jangan sampai karena
kebodohan menjadi gelap hidup, gelap rezeki, gelap kemuliaan. Ilmu dapat
menjadi peta petunjuk jalan dalam perjalanan yang kita lakukan. Saat ini kita
berada di kehidupan dunia. Sudahkah kita memiliki peta kehidupan? peta arah
yang menjadi panduan dalam perjalanan kehidupan yang dijalani. Ada sebuah
ungkapan menarik yang mengakatan bahwa perjalanan satu kilometer akan dimulai
dari satu meter. Kita memulai perjalanan panjang dengan langkah awal yaitu
mempersiapkannya dengan ilmu. Coba bayangkan jika kita akan berjalan menuju
sebuah kota dimana kita belum mengetahui lokasi persisnya dan tidak memiliki
petunjuk arah. Bandingkan dengan kita memiliki peta dan panduan arah menuju
kota yang akan kita tuju. Pasti lebih akurat dan lebih cepat serta lebih mudah
kita sampai pada tujuan tersebut. Sama halnya dengan peta kehidupan, begitu
penting kita memiliki peta sebagai panduan dalam mencapai tujuan yang inggin
kita raih. Maka milikilah ilmu yang bermanfaat, ilmu yang kita amalakan, ilmu
yang menjadi panduan kita dalam menjalani kehidupan, ilmu yang kita ajarkan
kemudian ilmu terus digunakan oleh orang lain, ilmu yang mampu mengantarkan
kita lebih takwa pada Allah subhana
wataala.
Bekal
yang juga penting adalah kita dapat meninggalkan anak keturunan yang bisa
mendoakan kita saat kita telah tiada. Perjalanan dalam kehidupan tentunya ada
yang sudah kita lalui dan jalani namun akan ada yang akan kita hadapi. Anak
adalah amanah lauar biasa yang Allah titipkan kepada kita. Bila kita bertemu
seorang raja, lalu raja itu menitipkan seekor kucing kesayangannya kepada kita,
maka kita akan menjaganya dengan sungguh-sungguh, jangan sampai terluka, sakit,
apalagi mati. Ini hanya sebuah gambaran saja, seorang raja yang menitipkan.
Kemudian kita dipercaya untuk menjaga amanah dari Allah Yang Maha Raja, sudah
semestinya kita menjaganya dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati. Mendidik
dan memimbing anak dengan baik adalah salah satu bentuk investasi kita jangka
panjang. Dari Anak keturunan kita, maka kita berharap lahirnya generasi yang
akan melanjutkan kebaikan-kebaikan jariyah yang telah kita tanam, menebar ilmu
bermanfaat yang mampu mengangkat derajat kehudupannya dan masyarakat, mendoakan
kita saat kita telah tiada. Dan kita berharap hari esok akan lebih baik, dengan
kita memiliki persiapan dan bekal untuk menjalani perjalanan kehidupan.