Menurut Judy Ho, PhD, seorang psikolog klinis dan forensik yang berbasis di California. Dikatakan bahwa: emosi bisa menular karena kita adalah makhluk sosial yang merespons lingkungan. Begitulah, emosi itu menular. Dan kabar buruknya, emosi negatif lebih mudah menular dari pada emosi positif. Artinya, kita harus hati-hati dalam memilih tim dan lingkungan.
Berdasarkan penelitian Susan Lucia Annunzio dan timnya di Hudson High Performance, terhadap 3000 pekerja lebih, ternyata berbagi rahasia sukses dari group terbaik dengan group-group lain bisa menularkan kesuksesan. Dengan kata lain, kesuksesan orang lain bisa menginspirasi kita untuk mencapai kesuksesan, menularkan kesuksesan.
Jadi mungkinkah rezeki itu menular? Ternyata sangat mungkin.
Caranya? Pertama, masuklah dalam lingkungan atau komunitas yang positif. Kedua, ketika berada di lingkungan atau komunitas tersebut lakukan saling menginspirasi, saling berbagi, saling mendukung, saling ridha, saling mendoakan.
Seperti kita ketahui, ketika kita ridha dengan pencapaian orang lain, sesungguhnya itu adalah doa dan sugesti bagi kita agar bisa mencapai hal yang serupa. Apalagi saat kita berdoa diam-diam untuk orang lain, maka malaikat ikut mengaminkan doa yang sama untuk kita. Jelas sudah, rezeki itu menular.
Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata, “dan bagimu juga kebaikan yang sama.” (HR. Muslim No 4912).
Jadi, ketika kita menjumpai seseorang yang berhasil atas pencapaian, sudah selayaknya kita juga ikut bahagia, dan ikut mendoakan. Dan tidak menutup kemungkinan, hal itu akan mengundang kebaikan yang serupa bagi kita. Rezeki ikut menular kepada kita.